http://pay4shares.com/?share=37145

Senin, 30 Desember 2013

Disuruh Minta Maaf, Ini Jawaban PM Australia





Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan menyesal karena Australia telah memata-matai para pemimpin Indonesia. Namun, di depan parlemen Australia, ia menyatakan bahwa ia tidak akan meminta maaf. Sebelumnya, pemimpin oposisi Bill Shorten mengungkit kembali keinginan Abbott untuk membangun hubungan Australia dengan Indonesia. Shorten berpendapat ucapan maaf menjadi satu keharusan.

"Setiap pemerintah mengumpulkan informasi. Setiap pemerintahan tahu bahwa setiap pemerintah lainnya juga mengumpulkan informasi," kata Abbott dalam pidatonya di parlemen pada hari Selasa. "Australia tidak bisa disuruh meminta maaf atas langkah-langkah yang kita ambil untuk melindungi negara kita sekarang atau di masa lalu," ucap Abbott.

Ia menyatakan, kalau pun pemerintah asing melakukan hal yang sama atas negaranya, ia tak akan meminta mereka memohon maaf. Ia mengulangi komentar sebelumnya bahwa spionase Australia dilakukan untuk "membantu teman-teman dan sekutu, tidak untuk menyakiti mereka".

Pernyataan Abbott mengikuti serangkaian tweet kemarahan Presiden Indonesia semalam dan pada Selasa hari ini. SBY melalui situs jejaring sosial itu menyerang pernyataan publik Abbott atas skandal mata-mata. "Saya juga menyesalkan pernyataan Perdana Menteri Australia yang meremehkan hal ini dan tak menunjukkan penyesalan," tulis Yudhoyono.

Setelah penarikan Duta Besar Indonesia dari Australia, Presiden SBY menuntut "tanggapan resmi" dari Australia.

Abbott mengatakan, ia menganggap Indonesia sebagai "mitra paling penting Australia" dan menyebut SBY sebagai "teman terbaik yang kita miliki." "Saya sungguh-sungguh menyesal dan malu atas apa pun yang dilaporkan media baru-baru ini," katanya.

Pemimpin oposisi Bill Shorten mengatakan Partai Buruh mendukung pemerintah dalam membangun kembali hubungan dengan Indonesia dan mendesak Abbott bertindak cepat. Ia menyarankan Perdana Menteri untuk belajar dari Presiden AS Barack Obama, yang meminta maaf kepada Kanselir Jerman Angela Merkel setelah terungkap bahwa mata-mata AS menyadap teleponnya.





Default

Seharusnya kepala negara kita harus bertindak tegas kepada negri kanguru itu.

Quote:
Originally Posted by iyaa.com
Berita lainnya: Amerika Serikat dan Afghanistan mengisyaratkan untuk menyetujui rancangan perjanjian keamanan. Dalam perjanjian itu, pasukan Amerika diperbolehkan tinggal di Afghanistan pada tahun depan. Padahal sesuai kesepakatan sebelumnya pasukan Amerika harus meninggalkan negara itu tahun depan demi stabilitas keamanan. menurut Juru Bicara Presiden Afghanistan, Aimal Faizi, kendala masih ada. Ini lantaran pemerintah AS menolak untuk meminta maaf kepada publik atas kesalahan masa lalu yang dilakukan pasukan Amerika.
sumber:Amerika Serikat Tolak Minta Maaf pada Afghanistan -- iyaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar