http://pay4shares.com/?share=37145

Selasa, 19 Februari 2013

Perancangan turap


PERHITUNGAN DIMENSI TURAP



5.1        Umum
Turap adalah tiang yang ditanam ke dalam tanah dengan tujuan untuk memberikan kestabilan di suatu lereng atau konstruksi lainnya. Turap dapat dibagi menjadi :
-          Turap Baja
Ukurannya bisa dibuat panjang sehingga konstruksi yang memerlukan turap yang panjang cocok memakai turap baja. Tetapi bila digunakan untuk konstruksi yang terkena air laut langsung, misalnya di pelabuhan laut, maka turap baja sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah digunakan karena turap baja tidak bisa terkena air laut yang dapat membuatnya menjadi berkarat

-          Turap Beton
Turap beton adalah turap yang paling sering digunakan arena turap beton dapat dipakai untuk konstruksi yang besar maupun yang kecil. Turap beton biasanya dibuat di  pabrik (prefabricated), sehingga kekuatannya dapat dikontrol dengan baik. Turap beton juga lebih murah daripada turap baja. Tapi turap baja mempunyai masalah dengan ukurannya yang terbatas.

-          Turap Kayu
Turap kayu hanya digunakan untuk struktur yang kecil saja. Keuntungan turap kayu adalah pengerjaan / instalasinya yang simple serta tidak memerlukan alat-alat berat pada saat instalasi. Tapi turap kayu memiliki kekuatan yang paling kecil dibandingkan dengan turap baja maupun turap beton dan turap kayu tidak begitu tahan terhadap perubahan suhu/iklim.
 Secara umum konstruksi turap dilapangan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
            Gambar 5.1 konstruksi turap beton yang runtuh / gagal

5.2        Gaya-gaya yang bekerja pada turap
Pada sebuah konstruksi turap, gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

-          Tekanan tanah aktif (Pa)
Yang dimaksud dengan tekanan tanah aktif adalah tekanan tanah lateral minimum yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menjauhi tanah dibelakangnya (Hary Christady, 1996)

-          Tekanan tanah pasif (Pp)
Yang dimaksud dengan tekanan tanah pasif adalah tekanan tanah lateral maksimum yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menekan tanah urug (Hary Christady, 1996)

5.3           Analisis Gaya yang Bekerja pada Turap
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa turap mengalami gaya-gaya, yaitu tekanan aktif dan tekanan tanah oasif. Gaya-gaya inilah yang selalu bekerja pada sebuah konstruksi turap. Koefisien tekanan tanah dapat dilihat pada rumus dibawah ini

Dimana :
Ka adalah koefisien tekanan tanah aktif
Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif
Θ adalah sudut geser dalam

Sementara itutekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan dari diagram tekanan tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien tekanan tanahnya. Contoh :

-          Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segiempat

-          Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segitiga
 Dimana :
 γ adalah berat volume tanah
H adalah kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah
Ka adalah koefisisen tekanan tanah aktif

Begitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif. Analogi dengan rumus tekanan tanah pasif.
Berikut adalah gambar contoh diagram tekanan tanah yang terjadi pada sebuah konstruksi turap.

5.4           Perhitungan Turap

Bangunan perkuatan turap dibuat di Profil 
8 dimana di profil tersebut terdapat tikungan yang kemungkinan besar dapat terjadi gerusan yang mengakibatkan longsoran.

Menghitung beban P(beban dinding balok pada lereng sepanjang 3m)
·         Sisi Tegak
Volume       = 0,3 x 0,3 x 2,83 = 0,254558 m3
Berat          = Volume x berat jenis beton = 0,2546 x 2,4 = 0,61094 ton
·         Sisi Datar
Volume       = 0,3 x 0,3 x 3 = 0,27 m3
Berat          = Volume x berat jenis beton = 0,27 x 2,4 = 1,944 ton

Berat total            ( P )  = Berat sisi tegak + Berat sisi datar
                                 = 0,61094 T + 1,944 T = 2,555 Ton
                                                               P sin α  = P sin 45 = 2,555 sin 45 = 1,806616 ton

        P cos α  = P cos 45 = 2,555 cos 45 = 1,806616 ton
                



           

 
PA2            = 0,5 x gb x Ka x (0,3)2 x 3
                =0,5 x (0,3)2  x 1,62 x 0,528 x 3
            = 0,115

PA3            = q x Ka x (0,6+d) x 3
  = 2,565d + 1,539

PA4                = 0,5 x gsat  x Ka x (0,6+d)2 x 3
 =0,5 x (2,11)2  x 0,528 x (0,6+d)2  x 3
  = 1,671d2 + 0,601



NO.
Pa (Ton)
Lengan (m)

Momen (Tm')
1
2.565
d              +
2.309
0.45
+0.5d
1,28d2+2,309d+1,039
2
0.115


0.7
+d
0,0805 + 0,115d
3
2.565
d              +
1.539
0.3
+0.5d
1,2825d2 + 1,539d + 0,1617
4
1.671
d2          +
0.601
0.2
+1/3 d
0,557d3 + 0,3342d2 + 0,2d + 0,1702


Ema
(0.557d3)+(2.8967d2)+(4.163d)+(1.4514)
Tabel 5.1 Tabel Hasil Perhitungan Momen aktif

Pengaruh beban titik (P)
Ma = P sin α  x lengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626
Ma = P cos α  x lengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626
d = 3,7m

Maka kedalaman turap adalah   = 0,9 m + d
                                                            = 0,9 m + 3,7 m
                                                            = 4,6 m


Menghitung angka keamanan turap
PA1                                                                           = 11,801 T/m
PA2            = 0,115                                                                     = 0,115 T/m
PA3            = q x Ka x (0,6+d) x 3
            = 1,62 x 0,528 x (0,6+3,7) x 3                       = 11,031 T/m
PA4            = 0,5 x gsat  x Ka x (0,6+d)2 x 3
                        = 0,5 x (2,11)2  x 0,528 x (0,6+3,7)2  x 3        = 30,891 T/m
+
 
                                                                                    ∑ PA    = 53,839 T/m

∑ PP          = 5,996 d2
     = 5,996.(3,7)2
    = 82,08335 T/m
SF          =  ∑ PP/ ∑ PA ≥1,2
                        = 1,525≥ 1,2         Aman

Senin, 04 Februari 2013

Perhitungan Konversi Satuan

Posted by Garda Pengetahuan 2 komentar
Dalam perhitungan khususnya dalam dunia IPA, kita kembutuhkan keahlian dalam perhitungan. Dan terkadang terdapat perhitungan yang memerlukan konversi.

Angka dan satuan terkait dalam besaran apapun yang kita ukur, seperti panjang, massa atau kecepatan. Sering kita diberikan besaran dalam satuan tertentu dan kita kita ingin menyatakannya dalam satuan lain. Misalnya kita mengetahui jarak dua desa dalam satuan meter dan kita ingin mengetahui berapa jaraknya dalam satuan kilometer. Demikian pula dengan massa benda. Misalnya kita mengukur berat badan kita dalam satuan kg dan kita ingin mengetahui berat badan kita dalam satuan pon. Untuk itu kita harus mengkonversi satuan tersebut. Konversi berarti mengubah. Untuk mengkonversi satuan, terlebih dahulu harus diketahui beberapa hal yang penting, antara lain awalan-awalan metrik yang digunakan dalam satuan dan faktor konversi.

Awalan-awalan satuan yang sering digunakan dapat anda lihat pada tabel berikut ini.


km = kilometer
hm = hektometer
dam = dekameter
m = meter
dm = desimeter
cm = centimeter
mm = milimeter
Konversi Satuan SI
Kelebihan sistem Satuan Internasional (SI) adalah kemudahan dalam pemakaiannya karena menggunakan sistem desimal (kelipatan 10) dan hanya ada satu satuan pokok untuk setiap besaran dengan penambahan awalan untuk satuan yang lebih besar atau lebih kecil. Misalnya, 1 centimeter = 0,01 meter atau 1 kilogram sama dengan 1000 gram. Untuk kemudahan mengubah suatu satuan ke satuan lain dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan tangga konversi seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.



kg = kilogram
hg = hektogram
dag = dekagram
g = gram
dg = desigram
cg = centigram
mg = miligram

Cara mengkonversi satuan-satuan SI dengan tangga konversi :

Pertama, Letakkan satuan asal yang akan dikonversi dan satuan baru yang akan dicari pada tangga sesuai dengan urutan tangga konversi

Kedua, Hitung jumlah langka yang harus ditempuh dari satuan asal ke satuan baru

a. Jika satuan baru berada di bawah satuan asal ( menuruni tangga ), maka :
* Setiap turun satu tangga, bilangan asal dikali 10
* Setiap turun dua tangga, bilangan asal dikali 10
* Setiap turun tiga tangga, bilangan asal dikali 1000, dan seterusnya

b. Jika satuan baru berada di atas satuan asal ( menaiki tangga ), maka :
* Setiap naik satu tangga, bilangan asal dibagi 10
* Setiap naik dua tangga, bilangan asal dibagi 100
* Setiap naik tiga tangga, bilangan asal dibagi 1000, dan seterusnya

Contoh soal :

Ubahlah satuan berikut ini ?

10 km = …. cm ?

Perhatikan Tangga Konversi Satuan Panjang.

Dari km (kilometer) ke cm (centimeter), kita menuruni 5 anak tangga. Dengan demikian kita mengalikannya dengan 100.000 (5 nol). Jadi 10 km = 10 x 100000 = 1000.000 cm

7000 m = ….. km ?

Perhatikan Tangga Konversi Satuan Panjang.

Dari m (meter) ke km (kilometer), kita menaiki 3 anak tangga. Dengan demikian kita membaginya dengan 1000 (3 nol). Jadi 7000 km = 7000 : 1000 = 7 km

300 gr = ….. kg ?

Perhatikan Tangga Konversi Satuan massa.

Dari gr (gram) ke kg (kilogram), kita menaiki 3 anak tangga. Dengan demikian kita membaginya dengan 1000 (3 nol). Jadi 300 gr = 300 : 1000 = 0,3 kg

5 kg = …. mg ?

Perhatikan Tangga Konversi Satuan massa.

Dari kg (kilogram) ke mg (miligram), kita menuruni 6 anak tangga. Dengan demikian kita mengalikannya dengan 1.000.000 (6 nol). Jadi 5 kg = 5 x 1000.000 = 5.000.000 kg


FAKTOR KONVERSI
Selain mengkonversi satuan dalam sistem internasional, kita juga harus mengetahui konversi satuan dalam sistem yang berbeda, antara lain dari satuan Sistem Internasional ke Sistem British atau sebaliknya. Sebagai contoh, kita mengukur panjang sebuah meja dalam satuan inchi dan kita ingin menyatakannya dalam centimeter. Untuk itu kita perlu mengetahui faktor konversi. Faktor konversi dapat anda lihat pada tabel di bawah ini.


Contoh Soal :
Ubahlah satuan panjang berikut ini :
15 inchi = ….. m ?
Perhatikan Faktor Konversi Panjang.
1 inchi = 2,54 cm. —– 1 cm = 0,01 m (lihat tangga konversi panjang)
Jadi, 15 inchi = 15 x 2,54 cm = 38,1 cm —— 38,1 cm = 38,1 x 0,01 m = 0,381 meter.
100 mil = …. cm ?
Perhatikan Faktor Konversi Panjang.
1 mil = 1,61 km. —– 1 km = 100.000 cm (lihat tangga konversi panjang)
Jadi, 100 mil = 100 x 1,61 km = 161 km —- 161 km = 161 x 100.000 cm
= 16.100.000 cm.

100 km = …. mil ?
Perhatikan Faktor Konversi Panjang.
1 km = 0,621 mil.
Jadi, 100 km = 100 x 0,621 mil = 62,1 mil.

Ubahlah satuan Kelajuan berikut ini :
(Catatan : Knot merupakan satuan kelajuan yang biasa digunakan Kapal Laut)
50 Knot = …. km/jam ?
Perhatikan Faktor Konversi Panjang.
1 knot = 1,151 mil/jam —– 1 mil/jam = …. Km/jam ?
1 mil = 1,61 km (lihat Faktor Konversi Panjang)
Jadi, 1 mil/jam = 1,61 km/jam
50 Knot = 50 x 1,61 km/jam = 80,5 km/jam.


Categories:

Related Posts by Categories

PERALATAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR DALAM PEMETAAN

Photobucket
Photo di atas merupakan photo photo Peralatan kerja pengukuran
1. ALAT TOTAL STATION
A .Penggunaan alat ukur
i. Ukuran Trabas Kawalan
ii. Ukuran Titik Kawal Bumi
iii. Ukuran Titik Pangkal
iv. Ukuran Sempadan negeri dan antarabangsa
Photobucket
Alat ukur Teodolite Total Station GTS 6
B. Kalibrasi alat ukur
i. Ujian EDM dilakukan setiap 6 bulan sekali
Kejituan : 10mm
ii.Differential Field Test
Perbezaan tidak melebihi 10mm
iii. Semakan Harian
Perbezaan tidak melebihi 10mm
C. Kejituan alat ukur
i. Tikaian lurus kelas pertama
1 : 8000 @ 1 : 4000
ii. Tikaian bearing
10″ setiap stesen dengan perbezaan terkumpul 01′ 15″ semasa menutup bearing
iii. Tikaian bearing dan sudut
cerapan bearing dan sudut 10″ terhampir
iv. Tikaian jarak
cerapan jarak 0.001 meter
D. Selisih Alat EDM
i. Selisih Skala
ii. Selisih Putaran
iii. Selisih Sifar
E.Kaedah Kalibrasi Alat EDM
a.Kalibrasi
i. Ujian alat EDM dijalankan di tapak ujian EDM yang telah diukur dengan
kejituan yang tinggi
ii.Ujian EDM dijalankan setiap 6 bulan sekali
iii.Alat EDM didirisiap diatas pillar nombor 1 dan pengukuran jarak dibuat kepada
reflector yang dipasang di pillar nombor 2 hingga pillar nombor 10
iv. Alat EDM didirisiap diatas pillar nombor 2 dan pengukuran jarak dibuat
kepada reflector yang dipasang di pillar nombor 3 hingga pillar nombor 10
v. Hasil kalibrasi hendaklah dicatatkan dalam borang KPU 143 dan perbandingan
hendaklah dibuat diantara jarak yang diukur dengan jarak seperti asal.
vi. Perbezaan selisih yang dibenarkan tidak melebihi 10 mm
b.Differential Field Test
i.Ujian Differential Field Test hendaklah dijalankan sebelum sesuatu kerja
dimulakan.
ii.Ujian dijalankan di kawasan tanah rata.
iii.Dirikan stesen di A dan B dengan jarak tidak kurang daripada 50 meter.
iv. Pasangkan Alat EDM di stesen A dan reflector di stesen B
v. Ukur jarak A dan B
vi. Dirikan stesen di C lebih kurang pertengahan diantara stesen A dan stesen B
vii.Alihkan alat EDM ke stesen C dan pasang satu lagi reflector distesen A
viii. Ukur jarak stesen CA dan stesen CB
x.Bandingkan jarak AB dengan jumlah jarak CA + CB
xi. Perbezaan selisih yang dibenarkan tidak melebihi 10 mm
c.Semakan Harian
i.Semakan Harian perlu dijalankan pada setiap hari kerja sebelum meneruskan
pengukuran .
ii.Pengukuran hendaklah dijalankan dengan mengukur semula jarak garisan terakhir
yang diukur pada hari sebelumnya,pengukuran ini dianggap sebagai ujian alat
sahaja.
iii. Perbezaan diantara kedua-dua ukuran tidak melebihi 10mm.
2. ALAT ARAS
Photobucket
Alat Ukur Aras atau Levelling Instrument NA 3000
keterangan alat di aras.
Undergraduate geologi dengan Leitz NA-3000 digital pada tingkat Ventura Avenue. The instrument emits an infrared beam that scans two bar-coded, 3 m-long, strut-supported invar leveling rods and determines the height difference between them to plus/minus 0.1 mm. Instrumen yang emits an infrared beam yang memindai kode bar-dua, 3 m-panjang, topang-invar didukung penyamarataan tongkat dan menentukan ketinggian perbedaan antara mereka plus / minus 0,1 mm. The bar-coded leveling rods are shown in an accompanying photograph. Bar-kode penyamarataan tongkat yang akan ditampilkan dalam mendampingi foto. Use of aa brand name here does not imply a product endorsement by the University of California or the National Earthquake Hazard Reduction Program. atau Nasional Gempa Hazard Reduction Program. Copyright © Arthur G. Sylvester, 1997.
alat aras NA 3000
Staf NA 3000 menguna bar code
A. Jenis Alat Aras
a. Alat aras automatik ( NA 3000)
b. Alat aras optik
c. Alat aras dempok
d. Alat aras jongkit
B. Penggunaan alat ukur
a. Kerja – kerja kejuruteraan
b. Kerja – kerja pemetaan
C. Jenis Kerja
a. Ukuran Aras Jitu
b. Ukuran Aras Kelas Kedua
D. Kalibrasi Alat
i. Ujian Two Peg Test setiap 3 bulan sekali
ii. Selisih piawai alat tidak melebihi 0.3 mm
iii.Kalibrasi Setaf Bar code setiap 6 bulan sekali
iv..Selisih yang dibenarkan 2mm
E. Kejituan Alat
a. Ukuran aras jitu 0.003 \ K
b. Ukuran aras kelas kedua 0.012 \ Km
F.Kaedah Kalibrasi Alat Aras
a. Ujian Two Peg Test
i.Ujian Two Peg Test hendaklah dijalankan sebelum sesuatu kerja dimulakan.
ii.Ujian dijalankan di kawasan tanah rata.
iii. Ujian Two Peg Test dijalankan setiap 3 bulan sekali
iv.Dirikan stesen di A dan B dengan jarak tidak kurang daripada 60 meter.
v. Pasangkan Alat Aras di tengah – tengah di stesen A dan stesen B lebih kurang
30 meter
vi. Dirikan setaf di stesen A dan stesen B
vii.Ukur jarak A dan B
viii.Alihkan alat Aras ke belakang stesen B dengan jarak 6 meter dan ukur jarak
di stesen B dan stesen A .
x. Bandingkan antara kedua – dua jarak tersebut.
xi. Perbezaan selisih yang dibenarkan tidak melebihi 0.003 mm
888888888888888888888888888888888888888888888888888888888
888888888888888888888888888888888888888888888888888888888
3. ALAT KOMPAS PRISMATIK

Photobucket
Photo di atas dan di bawah ini merupakan salah satu model Kompas Prismatik
Photobucket
a. Berasaskan prinsip magnet
b. Bacaan berpandu utara magnet
c. Ukuran jarak menggunakan pita ukur
A. Penggunaan Alat Ukur
a. Ukuran Tinjauan
b. Pemetaaan Kawasan Kecil
c. Ukuran kejituan rendah ( trabas kasar )
d. Tentera
B. Kalibrasi Alat
Ujian Pc dilakukan setiap 3 bulan sekali
C. Kejituan
0.003 mm perbezaaan utara benar dan utara magnet
F.Kaedah Kalibrasi Alat Kompas Prismatik
a. Ujian Kompas Prismatik
i. Ujian Kompas Prismatik hendaklah dijalankan sebelum sesuatu kerja dimulakan.
ii. Ujian dijalankan di kawasan tanah rata.
iii. Ujian Kompas Prismatik dijalankan setiap 3 bulan sekali
v. Didirikan alat Prismatik Kompas di tengah kawasan segiempat.
vi. Didirikan Pole pada empat penjuru dimana piket ditanam untuk memudahkan
pencerap menenang piket tersebut.
vii. Alat Prismatik Kompas dihalakan kearah piket yang ditanda sebagai piket
A,B,C dan D.Bacaan bering dicerap disetiap piket sebanyak empat ( 4 ) kali
secara bergilir -gilir mengikut turutan.
viii.Setelah selesai diambil bacaan pada ke empat -empat stesen tersebut, puratakan
bacaan dan bandingkan dengan bacaan bering sebenar yang telah ditentukan.
xi.Perbezaan selisih yang dibenarkan tidak melebihi 0.003 mm dan ianya
merupakan perbezaan antara utara benar dan utara magnet.
8888888888888888888888888888888888888888888888888888
8888888888888888888888888888888888888888888888888888
4. ALAT GPS

topcon gps  GB 400
Peralatan GPS Topcon GB 400
A. Jenis Alat GPS
a. Trimbel 4000SSE
b. Trimbel 4000SSI
TRIMBLE-GPS-SURVEY-TSC1-PATHFINDER-RECEIVER-4000SSI


GPS Trimble 4000 SSI XRS Pathfinder Receiver
c. Trimbel 5700 siri
trimble 5700L1/L2
GPS Trimble siri 5700 L1/L2

d. Topcon GB 1000

Photobucket
ALAT GPS TOPCON GB 1000
B. Penggunaan Alat Ukur
a. Kerja Pemetaaan
b. Kerja Kejuruteran
c. Pertahanan Negara
d. Penentududukan Geodetik Sejagat
e. Pelayaran
C. Kalibrasi Alat GPS
a. EDM Baseline Test
b. Zero Baseline Test
c. Network Test Kejituan
D.EDM Baseline Test – 10mm
b.Zero Baseline Test – 3mm
c.Network Test – 10mm harizontal
20mm vertical
E.Kaedah Kalibrasi Alat GPS
i. Zero Baseline Test
• Di jalankan sebelum sebarang ukuran bermula
• Di jalankan untuk memastikan semua peralatan GPS serta perisian berfungsi dengan baik .
• Cable spliter digunakan untuk sambung 2 penerima ke 1 antena.
• Sky visibility lokasi ujian mesti lebih 90 %
• Jangka masa ujian sekurang- kurangnya 10 min dengan 15 sec recording interval.
• Jejak sekurang-kurangnya 5 satelit dengan bacaan GDOP kurang dari 6.
• Cut-off 15′ semasa pemprosesan garis asas.
• Perbezaan jarak slope dikira antara 2 penerima mesti kurang dari 3 mm.
• Ujian hendaklah dibuat bagi kedua- dua antena.
ii. EDM Baseline Test
• Di jalankan setiap 6 bulan
• Di jalankan untuk memastikan semua peralatan GPS serta perisian berfungsi dengan baik .
• Ujian di jalankan pada tapak EDM Test Base yang telah dibuat kalibrasi menggunakan alat EDM yang berkejituan tinggi.
• Pilar Test Base mesti mempunyai Sky visibility lokasi ujian mesti lebih 90 %
• Ujian ini akan menentukan kejituan penerima GPS serta mengesahkan keupayaan perisian pemprosesan.
• Ujian atas pilar yang mempunyai beza jarak diantara 20 – 1000m
• Alat GPS didirisiap diatas pillar nombor 1 sebagai Base dan Alat GPS didirisiap di atas pillar 2 hingga pillar 6 sebagai Rover dan cerapan dijalankan selama 15 minit setiap sesi .
• Penerima GPS mesti digunakan dengan antena serta kabel yang sama .
• Tempoh ujian sekurang -kurangnya 10 min setiap sessi cerapan.
• Jejak sekurang-kurangnya 5 satelit dengan bacaan GDOP kurang dari 6.
• Cut-off 15′ semasa pemprosesan garis asas.
• Perbezaan jarak slope dikira antara 2 penerima mesti kurang dari 10 mm.
iii. GPS Network Test
• Di jalankan setiap tahun atau perisian pemprosesan dinaiktaraf.
• Optical plummet perlu diuji beserta dengan Zero Baseline Test sebelum menjalnkan GPS Network Test.
• Dijalankan untuk memastikan peralatan GPS berfungsi baik untuk menghasilkan koordinat relatif yang tepat.
• Ujian mesti dibuat atas minima 3 stesen jaringan geodetik GPS sedia ada.
• Boleh dibuat dalam beberapa sessi dengan lebih dari 1 alat
• Stesen jaringan mesti ada sky visibility lebih 90%
• Ujian menggunakan kaedah Static lebih 2 jam sessi cerapan.
• Jejak sekurang-kurangnya 5 satelit dengan bacaan GDOP kurang dari 6.
• Cut-off 15′ semasa pemprosesan garis asas.
• Pelarasan jaringan Minimally Constrained dibuat menggunakan garis asas yang telah dihitung dalam datum WGS 84.
• Hasil koordinat akhir hendaklah dalam sistem koordinat tempatan
• Allowable discrepancy
• < 10mm horizontal
• < 20mm vertical
• < 5 + 2L mm ( L = jarak baseline dalam km )
88888888888888888888888888888888888888888888888888888888
88888888888888888888888888888888888888888888888888888888

ALAT PENGUKUR PASANG SURUT AIR LAUT @ TIDE  GAUGE
Terdapat 21 setesen Tolok Air Pasang Surut di Semenajung serta Sabah Serawak
Pasang surut adalah perubahan atau perbedaan permukaan air laut sepanjang waktu yang diakibatkan kerana graviti (gaya tarik) bulan dan matahari serta kerana pegerakan bumi. Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya graviti tarikan terhadap bumi yang besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (graviti) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena putaran bumi yang berada di bawah muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara period. Gaya tarik graviti matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama 24 jam sehari.
PENGERTIAN TIDE GAUGE
Tide gauge adalah perangkat untuk mengukur perubahan muka laut. Perubahan muka laut  disebabkan oleh pasang naik dan surut muka laut harian (gaya tarik bulan dan matahari), angin dan tsunami. Informasi yang diperlukankan untuk peringatan ini adalah pasang surut seketika sebelum terjadinya tsunami untuk peringatan ini di lokasi tersebut, kemudian pasang naik akibat tsunami adalah maklumat peringatan dini untuk lokasi yang lebih jauh. Accelerograph dan tide gauge dipasang pada tempat yang sama dalam sebuah shelter di pantai yang dilengkapi dengan sistem komunikasi dan sistem alarm. Peringatan pertama untuk kewaspadaan datang dari accelerograph apabila mencatat getaran kuat. Peringatan kedua datang dari tide gauge setelah mencatat perubahan mendadak muka laut. Dua peringatan tersebut disampaikan kepada: i. Masyarakat setempat berupa alarm ii. Aparat setempat yang bertugas untuk koordinasi evakuasi iii. BMG pusat untuk sistem monitoring dan maklumat darurat agar disebarkan ke lokasi lain.
Gambar 1. Skema Sistem Alat Pengamatan Tide Gauge
Gambar 2. Determinasi dari Pasang Surut
Gambar 3. Kurva Pasang surut
Alat Pengukur Pasang Surut
Tide Pole
  • ·        Alat pengukur pasang surut dengan pemberat
  • ·        Alat pengukur pasang surut dengan pengapung
  • ·        Alat pengukur pasang surut (Tide Gauge)
  • ·        Jenis pelampung (float actuated)
  • ·        Jenis tekanan (diaphragm pressure dan bubbler or gas pressure)
Floating Gauge
Adalah alat pengukuran pasang surut  berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang diketahui melalui pelampung kemudian dihubungkan dengan alat recording unit yang di pasang di darat.
·      Pressure tide gauge
Alat pengukuran pasang surut yang pada prinsipnya sama dengan Floating tide gauge, namun pada bahagian recording mengalami perbezaan dimana tekanan air laut dihubungkan dengan alat pencatat.
Tide gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi pasang surut ,dimana catatannya dapat dilakukan dengan :
·      Non-registering, iaitu pengamatan langsung untuk mengukur dan mencatat tinggi pasangsurut dengan papan ukur yang disebut tide staff.
·  Self registering, iaitu pencatatan pasangsurut  secara automatik dengan alat outomatic  gauge.
Tide gauge juga dapat dibezakan menjadi 3 jenis, yaitu :
Tide staff,
merupakan alat pengukur pasangsurut yang paling sederhana, berupa [papan dengan tebal 1 – 2 inci dan lebar 4 – 5 inci. Sedangkan panjangnya harus lebih dari tunggang pasangsurut. Dimana pemasangan tide gauge ini haruslah pada kedudukan muka air terendah (lowest water) skala 0 masih terendam air, dan saat pasang tertinggi skala terbesar haruslah masih terlihat dari muka air tertinggi (highest water). Dengan demikian maka tinggi rendahnya muka air laut dapat kita ketahui. Dan dari data yang dicatat dari skala tide gauge tersebut, kita dapat mengetahui pola pasang surut pada suatu daerah pada waktu tertentu. Dalam pemasangannya rambu tersebut disekrup atau ditempalkan pada kedudukan vertical pada tiang atau penyangga yang sesuai. Lokasi rambu harus berada pada lokasi yang aman dan mudah terlihat dengan jelas, tidak bergerak-gerak akibat gelombang atau arus laut. Tempat tersebut tidak pernah kering pada saat kedudukan air yang paling surut. Oleh karena itu panjang rambu pasangsurut yang dipakai sangat bergantung sekali pada kedudukan pasangsurut air laut di tempat tersebut. Bila seluruh rambu pasangsurut dapat terendam air, maka air laut tidak dapat dipastikan kedudukannya.Pada prinsipnya bentuk rambu pasangsurut hampir sama dengan rambu dipakai pada pengukuran sifat datar (leveling). Perbezaannya hanya dalam mutu rambu yang dipakai. Mengingat bagian bawah rambu pasangsurut harus dipasang terendam air laut, maka rambu dituntut pula harus terbuat dari bahan yang tahan air laut.Rambu pasangsurut hampir selalu digunakan pada pelabuhan-pelabuhan laut. Akan tetapi dalam hal ini biasanya titik 0 skala rambu diletakkan sama dengan muka surut s tsatempat, sehingga setiap saat tinggi permukaan air laut terhadap muka surutan tersebut atau kedalaman laut dapat diketahui berdasarkan pembacaan pada rambu. Dengan demikian hal ini sangat membantu bagi keamanan kapal yang akan berlabuh atau meninggalkan pelabuhan.
Gambar 4. Tide staff

Floating tide gauge,
prinsip kerja alat pengukuran pasut ini berdasarkan pada gerak naik turunnya permukaan laut yang dapat diketahui melalui  pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat. Alat ini harus dipasang pada tempat yang tidak begitu besar dipengaruhi oleh gerakan air laut sehingga pelampung dapat bergerak secara vertical dengan bebes. Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan rambu pasut.
Gambar 5. Floating tide gauge

Gambar 6. Skema Floating tide gauge

Gambar 7. Rekabentuk  Alat Floating tide gauge
Di pantai dimana terdapat ombak pecah, atau dimanapun ada gangguan permukaan air yang minima kisaran pasang surut dapat diukur dengan rangkaian papan yang sudah terbagi-bagi dalam kelas-kelas tertentu. Air yang mengarah ke pantai akan terukur pada interval-interval yang tertera pada papan.
Papan yang paling dekat dengan pantai harus mencapai atas air pada saat terjadi high water, dan yang jauh dari pantai harus mencapai mean low water level agar pada saat surut terendah dapat terbaca skalanya. Perlu berhati-hati dalam pembacaan pada papan yang sudah lapuk. Papan pengukur pasang surut juga dapat dipasang pada tebing tebing dekat pantai, di penggalangan kapal dan struktur-struktur lain yang airnya tenang.
Jika inginkan  pengukuran yang tepat maka pengukuran dilkukan di tempat yang pengaruh gelombangnya sedikit. Dekat pantai di atas mean high water biasanya dibuat penampungan yang dasarnya kira-kira 3 sampai 6 kaki ke bawah dari level lowest low water.
Penampungan dihubungkan ke laut dengan pipa yang sempit yang menurun sampai ke dasar. Ujung dari pipa dibuat semacam alat penyiram air yang dimaksudkan untuk pengairan dan boya akan menahannya pada dasar laut. Jika pengaruh gelombang tidak terasa pada kedalaman ini maka level air pada penampungan hanya menggambarkan pergerakan pasang surut. Pada saat lautan terlihat tenang di permukaan, maka pada penampungan air alirannya lancar dan level air akan terukur oleh papan berskala.
Mengukur pasang surut akan sulit dan akan menghabiskan waktu, untuk mengatasi masalah ini digunakanlah marigraph. Marigraph adalah alat pengukur pasang surut otomatik yang akan mencatat sendiri kisaran pasang surut. Alat ini akan memberikan catatan yang konstan dari level air. Berikut ini adalah gambar marigraph:
Pelampung, yaitu F akan naik turun dengan terisinya air di penampungan yaitu R. Kawat tembaga dihubungkan ke pelampung yang melewati drum yaitu G, dikerenakan pada drum akan terjadi perubahan level air. Pergerakan pada drum ditransmisikan ke stylus (pena jarum untuk mencatat) yang akan mencatat perubahan yang terus-menerus pada scarik kertas.
Pressure tide gauge,
prinsip kerjanya sama dengan floating tide gauge, hanya  gerak naik turunya permukaan air laut, dapat diketahui dengan perubahan tekanan, yang terjadi di dasar laut. Alat ini diletakkan di dasar laut dan dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit), yang kemudian data diolah dengan mengkonversikan tekanan yang tercatat ke dalam nilai kedalaman, sehingga akan kita dapatkan model pasang surut pada daerah tersebut. Alat ini dipasang sedemikian rupa,sehingga selalu berada di bawah permukaan air laut tersurut (LLW). Namun demikian alat ini jarang sekali digunakan untuk pengamatan pasut.
Gambar 8. Pressure tide gauge
Metode Pengamatan Pasang surut
Ada dua cara yang dapat dipakai untuk mengamati kedaan pasangsurut laut, yaitu dengan pengamatan langsung dan pengamatan tidak langsung.
a.         Pengamatan Langsung
Pengamatan dilaksanakan dengan membaca skala pada rambu pasangsurut yang terkena atau berhimpit dengan permukaan air laut pada saat setiap jangka waktu tertentu. Untuk pengamatan jangka pendek cara ini banyak dipakai, sebab sangat murah pembiayaannya. Namun untuk pengamatan jangka panjang cara ini sangat sulit untuk dilaksanakan.
b.        Pengamatan Tidak Langsung
Pengamatan dilaksanakan dengan memesang alat automatic tide gauge pada tempat-tempat yang dipilih dan dikenal dengan nama stasiun pasut. Cara ini untuk pengamatan jangka panjang baik sekali digunakan. Hasil pengamtan yang diperoleh tidak merupakan besaran-besaran yang langsung menunjukkan kedudukan permukaan air laut. Untuk mendapatkan besaran-besaran mengenai kedudukan air laut itu, harus dilakukan perubahan dari grafik yang diperoleh kedalam suatu harga yang didasarkan dari pembacaan rambu pasut yang dipasang sebagai skala pembanding (standard).
Penentuan lokasi setesen pasang surut merupakan suatu hal perlu diperhatikan agar supaya pengamatan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor setempat. Dipandang dari segi topografi dasar laut dan konfigurasi pantainya, penetapan karena lokasi setesen pasangsurut  untuk keadaan di Malaysia termasuk rumit, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1)        Tidak dipengaruhi oleh sifat-sifat pasang surut dari daerah tertentu.
2)        Dasar lautnya stabil (firm and solid).
3)        Tidak dipengaruhi oleh tanah dan Lumpur yang terbawa oleh aliran sungai.
4)        Diusahakan air lautnya jernih.
5)        Tidak dipengaruhi oleh oleh aliran sungai dan gelombang.
6)        Peralatan harus disesuaikan dengan ketelitian yang diharapkan.
7)        Keadaan lingkungan laut lainya yang dianggap perlu mendukung kemudahan analisis dikemudian hari.
8)        Tidak mengganggu dan terganggu oleh kegiatan setempat.
9)        Pada setiap setesenpasangsurut perlu ditempatkan titik ikat ketinggian (bench mark) paling sedikit tiga buah dan letaknya harus memperhitungkan tinggi-rendahnya daerah pantai.
Artikal  Tide gauge dari Pustaka
Defant, Albert. 1958. Ebb and Flow. The University of Michigan Press
Hutabarat, Sahala.dkk. 1985. Pengantar.Oseanografi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia(UI-Press)
Penuntun praktikum oseanografi umum, 2005. IPB
Jurnal Saint dan Teknologi BPPT. http://www.bppt.go.id

Serta di olah dan sunting dari segi bahasa dan ejaan sahaja oleh hazaldin twbkl
dari blog asal Laut Biru blogspot
Link berkaitan
888888888888888888888888888888888888888888888888888888888
888888888888888888888888888888888888888888888888888888888
ALAT PENGUKUR CAHAYA
Pengukur cahaya atau lightmeter adalah sebuah alat untuk mengukur intensitas cahaya. Dalam fotografi, pengukur cahaya digunakan untuk menentukan pembukaan. Diberikan kecepatan film dan kecepatan rana, alat ini akan menunjukkan f-stop yang akan memberikan sebuah pembukaan yang netral.
Beberapa sistem pengukur cahaya yang paling umum menggunakan selenium, CdS, dan silikon.
Digital_ambient_light_meter
ALAT PENGUKUR TEKANAN DARAH DAN FUNGSINYA
tensoval-1-hal-persisxx4500001_alat pengukur tekanan darah

Saya kira hampir semua orang pasti pernah diperiksa tekanan darahnya. Mungkin ada yang bertanya dalam hati, “Bagaimana tekanan darah diukur?”. Sebenarnya prinsip kerjanya sederhana. Bagi yang pernah belajar fluid Statics di mata kuliah Mekanika Fluida mungkin memahaminya dengan baik. Berikut ini saya coba paparkan secara singkat bagaimana prinsip pengukuran tekanan darah tersebut. Gambar dan penjelasan ini saya ambil dari ebook Fundamentals of Fluid Mechanics yang dibuat oleh Bruce R. Munson,
Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
prinsip U-Tube Manometer_ alat pengukur tekanan darah dan fungsinya.

Tekanan pada titik A sama besarnya dengan pada titik 1. Tekanan di titik 2 adalah tekanan di titik 1 ditambah dengan 5h1. Tekanan di titik 2 sama dengan tekanan di titik 3, yaitu 6h2. Berdasarkan persamaan besar tekanan di titik 2 dan titik 3, dapat dituliskan sebuah persamaan :
7
Fluida pada A dapat berupa liquid atau gas. Bila fluida pada A berupa gas, pada umumnya tekanan 5h1 dapat diabaikan, karena berat dari gas sangat kecil sehingga P2 hampir sama dengan PA. Oleh karena itu berlaku persamaan :
8
Dalam kasus alat pengukur tekanan darah, h2 adalah tinggi cairan merkuri pembacaan pada kaca tabung dan 6 adalah berat spesifik dari merkuri.
Berikut ini adalah tambahan penjelasan teknis (yang saya cuplik dari wikipedia) atas komentar Goio dan Wiku :
Stetoskop biasanya diletakkan diantara lengan (arteri pembuluh darah) dekat siku dan ‘bebatan kain bertekanan’ yang mengikat lengan. Tujuan bebatan kain dipompa (diberi tekanan) agar aliran darah yang melewati pembuluh darah arteri di lengan jadi terhenti. Pada saat tekanan dalam bebatan kain dilepaskan perlahan-lahan, dan kemudian darah mulai dapat mengalir lagi melalui pembuluh darah arteri, maka dari stetoskop akan terdengar suara wussshhhh…(suara sedkit menghentak). Hal itu merupakan pertanda untuk ‘mencatat’ penampakan ukuran pada manometer, yang merupakan tekanan darah systolic. Dan seterusnya sampai suara (wushhh…) tidak terdengar kembali yang mana itu merupakan ukuran tekanan darah dyastolic (dilihat dari displai manometer).
Ukuran tekanan darah normal untuk manusia dewasa (dengan kondisi saat pengukuran normal, tidak setelah berolahraga):
* Systolic : kurang dari 120 mmHg (2,32 psi atau 15 kPa)
* Diastolic : kurang dari 80 mmHg (1,55 atau 10 kPa)
pautan berkaitan kilk di… _cara mengukur tekanan darah

ALAT PENGUKUR KALESTROL DALAM TUBUH DAN APLIKASI

alat pengukur kalestrol
Kolesterol atau kadar lemak dalam darah umumnya berasal dari menu makanan yang dikonsumsi. Semakin banyak konsumsi makanan berlemak, maka akan semakin besar peluangnya untuk menaikkan kadar kolesterol. Contoh makanan tersebut seperti gorengan, minyak kelapa atau kelapa sawit, alpukat, durian, daging berlemak, jeroan, kacang tanah, dan sejenisnya.
Jenis kolesterol dibedakan menjadi Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL). LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat karena tingginya kadar LDL akan berpotensi menumpuk atau menempel pada dinding pembuluh nadi koroner yang dapat menyebabkan penyempitan dan penyumbatan aliran darah (aterosclerosis). Akibatnya jantung kesulitan untuk memompa darah dan akhirnya berlanjut ke gejala serangan jantung mendadak. Bila penyumbatan itu terjadi di otak, maka akan menyebabkan stroke dan kelumpuhan.
Penderita kolesterol umunya diderita oleh orang gemuk, namun tidak menutupi kemungkinan orang yang kurus juga bisa terserang kolesterol tinggi, apalagi dengan mengonsumsi makanan modern yang rendah serat namun lemaknya tinggi. Selain faktor makanan, kolesterol yang tinggi juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Oleh sebab itu, semua orang baik kurus apalagi gemuk, baik yang belum pernah menderita kolesterol apalagi yang sudah pernah mengalaminya, perlu menjaga makanan dengan mengurangi makanan gorengan atau berminyak dan memperbanyak konsumsi makanan berserat.
Kolesterol total sebenarnya merupakan susunan dari banyak zat, termasuk trigliserida, LDL kolesterol, dan HDL kolesterol. Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis. Trigliserida kemudian masuk ke dalam plasma dalam dua bentuk, yaitu sebagai klomikron yang berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak dan sebagai VLDL (Very Low Density Lipoprotein) yang dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin. Trigliserida tersebut di dalam jaringan di luar hepar (pembuluh darah, otot, jaringan lemak) akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian oleh hepar dimetabolisasikan menjadi LDL. Kolesterol yang terdapat pada LDL kemudian ditangkap oleh suatu reseptor khusus di jaringan perifer sehingga LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat. Kelebihan kolesterol dalam jaringan perifer akan diangkut oleh HDL (High Density Lipoprotein) ke hepar untuk kemudian dikeluarkan melalui saluran empedu sebagai lemak empedu sehingga HDL sering disebut sebagai kolesterol baik.
Trigliserida merupakan lemak darah yang cenderung naik seiring dengan konsumsi alkohol, peningkatan berat badan, diet tinggi gula atau lemak serta gaya hidup. Peningkatan trigliserida akan menambah risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke. Mereka yang mempunyai trigliserida tinggi juga cenderung mengalami gangguan dalam tekanan darah dan risiko diabetes.
OWLS_SampleCurve_graf kalestrol dalam tubuh

LDL kolesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan rendah adalah kolesterol jahat karena kolesterol LDL melekat pada dinding arteri dan bisa menyebabkan terjadinya penutupan arteri. Sedangkan HDL kolesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan rendah dikenal sebagai kolesterol baik. Peran kolesterol HDL adalah membawa kembali kolesterol buruk ke organ hati untuk pemrosesan lebih lanjut. Sebagian dari mereka dengan kadar HDL yang tinggi akan terlindung dari penyakit jantung, namun orang dengan kadar HDL dalam kategori yang sangat baik masih berisiko untuk terkena penyakit jantung.
Penyebab hiperkolesterolemia antara lain yaitu obesitas, alkoholisme, gangguan ginjal, gangguan hati, diabetes, pil anti hamil, diuretik, kortikosteroid, dan penyakit tiroid. Penderita hiperkolesterolemia sebaiknya menghindari faktor risiko (seperti merokok, obesitas, dan hipertensi), berat badan harus ideal dengan cara mengatur jumlah asupan kalori dan olah raga, serta mengurangi konsumsi lemak jen



sumber rujukan artikel dari nota nota kursus
wikipedia,blog blog berkaitan dan disusun olih;