Sebuah goa yang ditemukan dekat lokasi tsunami di Lhong, Aceh
memiliki jejak-jejak ombak raksasa yang berasal dari 7.500 tahun yang
lalu, sebuah catatan alam langka dan penuh misteri yang memperlihatkan
bahwa bencana berikutnya dapat terjadi berabad-abad lagi. Goa misterius
ini menjadi catatan tersendiri bahwa 11 tsunami lain pernah pula terjadi
dalam kurun 7.500 tahun terakhir.
Letak goa ini berada satu meter di atas gelombang pasang tertinggi di
sebuah panti di Banda Aceh. Goa kapur misterius ini berada hanya
beberapa ratus meter dari tepi pantai di Banda Aceh. Posisi goa ini
sangat strategis dan terlindungi dari badai dan angin. Butuh gelombang
air yang sangat besar apabila mau memenuhi goa ini.
Tsunami 2004 lalu yang merusak hampir semua wilayah di Aceh. Tsunami dipicu dari gempa yang berkekuatan 9,1 skala Richter, dan menciptakan gelombang setinggi 30 meter dan menewaskan sekitar 230,000 orang.
Tsunami 2004 lalu yang merusak hampir semua wilayah di Aceh. Tsunami dipicu dari gempa yang berkekuatan 9,1 skala Richter, dan menciptakan gelombang setinggi 30 meter dan menewaskan sekitar 230,000 orang.
Quote:
Analisis radiokarbon dari materi-materi di dalam goa tersebut, termasuk kulit kerang dan sisa-sisa organisme mikroskopis, memberikan bukti adanya 11 kejadian tsunami sebelum kejadian tsunami 2004. |
Pemimpin penelitian Charles Rubin dari Observatorium Bumi
Singapura mengungkapkan bahwa Tsunami terakhir sebelum tahun 2004
terjadi sekitar 2800 tahun silam. Namun ia juga menyatakan bahwa empat
tsunami lainnya terjadi sekitar 500 tahun lalu.
Sejak tsunami tahun 2004, banyak penelitian yang dilakukan untuk mencoba memahami sejarah pesisir barat pulau Sumatera dengan meneliti timbunan pasir, mengangkat terumbu karang dan data GPS.
"Lapisan pasir yang berada di dalam gua merekam dalam jangka waktu yang sangat panjang dan memberi keterangan mengenai frekuensi gempa." ujarnya.
Sejak tsunami tahun 2004, banyak penelitian yang dilakukan untuk mencoba memahami sejarah pesisir barat pulau Sumatera dengan meneliti timbunan pasir, mengangkat terumbu karang dan data GPS.
"Lapisan pasir yang berada di dalam gua merekam dalam jangka waktu yang sangat panjang dan memberi keterangan mengenai frekuensi gempa." ujarnya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdVmJ7F8eFJ3spf9X1L2i-OF9KKQwFAhRexATyJ9ZfNVPLO7A-mCCPtvVv1ulvRMp01XWP49LNtdl7ycE-EAzITbyQaleG1Jrbf_BPP1KY38prf6OcxuRVHR8YKzvu_1mp62orIBu4lA8/s400/tsunami+aceh+1.jpg)
Kemungkinan pernah terjadi beberapa kali tsunami di sekitar Aceh. Para
peneliti mengetahui, misalnya, bahwa ada dua gempa bumi dahsyat di
wilayah tersebut sekitar 1393 dan 1450. Rubin mengatakan tsunami besar
mungkin telah menyapu bukti-bukti peristiwa lainnya lewat erosi.
Gempa yang akhirnya memicu tsunami 2004 mengejutkan banyak ilmuwan, karena retakan Bumi yang mengeluarkan guncangan dahsyat itu telah berdiam diri selama ratusan tahun. “Penemuan-penemuan ini sangat signifikan,” ujar Katrin Monecke, profesor geosains dari Wellesley College di Massachusetts.
Gempa yang akhirnya memicu tsunami 2004 mengejutkan banyak ilmuwan, karena retakan Bumi yang mengeluarkan guncangan dahsyat itu telah berdiam diri selama ratusan tahun. “Penemuan-penemuan ini sangat signifikan,” ujar Katrin Monecke, profesor geosains dari Wellesley College di Massachusetts.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada Cincin Api
Pasifik, rangkaian gunung berapi dan garis patahan yang mengelilingi
cekungan Pasifik. Di sini, tersimpan potensi aktivitas seismik terbesar
dan paling mematikan di dunia. Ahli geologi Kerry Sieh, direktur lembaga
di Singapura dan juga bagian dari penyelidikan di gua, telah
memperkirakan bahwa gempa dahsyat dapt mengguncang wilayah ini dalam
beberapa dekade mendatang.
“Dengan mempelajari jenis-jenis tsunami yang terjadi di masa lalu, mungkin kita dapat merencanakan mitigasi untuk tsunami berikutnya,” ujar Nazli Ismail, kepala departemen fisika dan geofisika di Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, yang juga bekerja dalam proyek tersebut.
“Dengan mempelajari jenis-jenis tsunami yang terjadi di masa lalu, mungkin kita dapat merencanakan mitigasi untuk tsunami berikutnya,” ujar Nazli Ismail, kepala departemen fisika dan geofisika di Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, yang juga bekerja dalam proyek tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar