Ditulis oleh : Awang Harun Satyana
Sabtu 7 Januari 2012 kemarin, bersama sekitar 80 orang dari suatu komunitas yang senang jalan-jalan sambil belajar di lapangan, saya mengunjungi makam Junghuhn di Jayagiri Lembang.
Di depan nisannya yang ditinggikan seperti obelisk, saya membentang poster berisi foto diri Junghuhn, biografi singkat, miniatur peta Jawanya yang monumental, lukisan-lukisan beberapa gunung yang didakinya, dan tentu saja ilmu yang “dimuliakannya”: botani, termasuk dua spesies kina dan geografi/ekologi tumbuhan.
Para peserta yang sangat beragam latar belakang profesi dan pekerjaannya dan umurnya, dari bayi yang masih digendong ibunya sampai seorang kakek berusia 78 tahun menyimak dengan khidmat diselingi decak kagum atas karya2 Junghuhn, duduk di pelataran makam Junghuhn atau berdiri mendekati poster dan nisan. read more…
Banyak yang berpikiran bahwa Intan yang isinya Carbon merupakan proses metamorfose dari batubara tingkat tinggi. Mengharapkan bahwa bila mendapatkan antracite nantinya akan ketemu juga intan karena intan merupakan proses kelanjutannya. Namun kenyataannya keterdapatan intan berasosiasi dengan intrusive breccia. Atau dalam kehidupan sehari-hari merupakan sebuah cerobong gunung api.
Bagaimana kisah keterdapatan intan ini ? Silahkan diresapi dibawah ini.
Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang.read more…
Ditulis oleh: Sujatmiko (Miko)
Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman,
Melanjutkan postingan mang Okim kemaren berjudul Gem-Lovers : Buruk Muka Cermin Jangan Dibelah (1) , di bawah ini mang Okim tambahkan cerita tentang batuan yang mukanya tak kalah buruknya dengan jasper merah yang telah mang Okim kisahkan. Asal batuan ini sama dengan jasper merah tersebut yaitu di suatu tempat di Jawa Barat yang hutannya masih lebat . Warnanya coklat bercampur putih dengan bercak-bercak berwarna biru azure yang bereaksi keras dengan larutan asam klorida ( HCl ). Kali ini mang Okim tidak ragu lagi untuk menebak mineral biru azure ini sebagai mineral Azurite - Cu3(CO3)2(OH)2. Di permukaan batuan yang dipotong tampak retakan-retakan dan pori-pori yang sebagian terisi mineral Azurit dan sebagian lainnya kosong ( Gambar 1 ).
Ditulis oleh: Sujatmiko (Miko)
Beberapa hari yang lalu , mang Okim menerima contoh jasper / biduri ati ayam yang tampangnya kurang menarik, baik warna ataupun kualitasnya. Di permukaan yang dipotong terlihat pori-pori, retakan terbuka , dan urat-urat kuarsa / kalsedon berwarna putih dan sedikit kebiruan ( Gambar 1 ). Pengirimnya bilang bahwa jasper tersebut ditemukan di suatu tempat di Jawa Barat, di tengah hutan lebat yang konon belum diketahui orang lain. Dia menyebutnya sebagai batu Cu atau batu tembaga ( konon banyak dicari oleh para pengusaha China atau Korea ). Walaupun jasper tersebut sudah mang Okim vonis sebagai jasper afkiran, tetapi setelah mendengar cerita tambahan tersebut , maka mang Okim jadi berpikir untuk memeriksakannya ke laboratorium, siapa tahu ada kandungan base metal atauprecious metalnya - - - ta’ iya !
Kompleks Gunungapi Bawahlaut “Old Andesites” Tanjung Aan, Lombok
By Awang H Satyana
Gunungapi bisa terjadi di dua lingkungan: darat dan laut. Gunungapi daratan, sebut sajaterrestrial volcanoes sudah biasa kita lihat misalnya gunung2 api Kuarter di Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara (jalur Kerinci-Merapi-Rinjani). Kita dengan cukup mudah bisa mengenal morfologinya, mempelajarinya dengan detail pun tinggal kita daki gunungnya. Bagaimana dengan gunungapi bawahlaut (submarine volcanoes) ? Contohnya yang Kuarter pun mungkin susah kita lihat, apalagi yang tua misalnya yang berumur Oligo-Miosen. Padahal, saat Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara masih di kala Oligo-Miosen, wilayah ini punya jalur gunungapi masif yang memanjang di sebelah selatannya. Saat itu, belum ada bagian luas pulau-pulau ini yang terangkat di atas muka laut. Jalur gunungapi saat itu berarti sebagian besar berupa jalur gunungapi bawahlaut seperti yang diduga van Bemmelen (1949).
Adakah tubuh gunungapi, paling tidak kerucut sentralnya, berumur Oligo-Miosen yang tersingkap utuh seluruhnya ? read more…
*) Dari pembicaraanku dengan Yudi Idoy, GEA79.
Diatas kertas, konsep IP-10% u/bumd itu indah: MeNsejahterakan rakyat di daerah. Tapi pada kenyataannya? Lihat blok Cepu..susah2 IAGI waktu itu bantuin ngitung IP10% u/daerah2 sampai sekian angka di belakang koma, jatuhnya ke pak Brewok dan kawan2 pengusaha swasta juga.
Freeport Masela, Newmont dll, termasuk W Madura, dimana tiba tiba secara ajaib muncul Sinergindo dan Purelink (untung 2 yang terakhir itu pd mundur malu krn ditereakin)
Nanti di Blok Mahakam juga. kita sudah capek2 teriak soal hak daerah, kuatirnya yg disebut “daerah”. itu nantinya cuma bagian dari warna pelangi bisnisnya partai2 di migas,..Soalnya merah sudah curi start di migas, masak biru diam saja, kuning yg sejatinya pengusaha gak mungkin juga tinggal diam di Mahakamread more…
Dibawah ini file-file yang dapat didonload yang berisi kontroversi Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo
- 2010_sawolo_2010_mpg_lusi-authors-copy (5MB)
- 2010_sawolo-et-al-2010-reply-to-davies-et-al-2010 (5.0 MB)
- 2010_lusi-mud-volcano_was-it-caused-by-drilling_davies-et-al-2010 (580KB)
- 2009 sawolo_2009_mpg_lusi_drill (5.2 MB)
- 2009_strike-slip-faulting-as-a-trigger-lusi_mazzini-et-al-2009 (4.0 MB)
- 2009_earthquake-triggering-of-mud-volcanoes_manga-et-al-2009 (500KB)
- 2008_an-earthquake-or-drilling-trigger_davies-et-al-2008 (2.5MB)
- 2007_triggering-and-dynamic-evolution-of-the-lusi-mud-volcano-indonesia_mazzini-et-al-2007 (2.8MB)
- 2006_birth-of-mud-volcano_e-java_davies (2.5MB)
Koleksi dari C.Prasetyadi (TG UPN Jogja) dan Bambang Istadi (Lapindo)
Dr Andang Bachtiar
(Arema, Geologist merdeka, Ketua Dewan Penasehat IAGI, Chairman Exploration Think Tank Indonesia)
KILAS BALIK
Gunung lumpur (mud-volcano) adalah ekspresi permukaan tanah (dan bawah laut) dari munculnya endapan lumpur tekanan tinggi yg berasal dari bawah permukaan bumi. Seringkali gunung lumpur dikaitkan dengan penyebab alamiah geologis, karena sebelum kejadian semburan Lusi 29 Mei 2006, khasanah literatur geologi dunia jarang mendokumentasikan kasus munculnya gunung lumpur yang dipicu oleh kegiatan manusia. Karena kejadian munculnya gunung lumpur di Sidoarjo ini pertama kali di sekitar lokasi pemboran sumur Banjar Panji-1 yang pada waktu itu sedang mengalami masalah “loss”: dan “kick” disusul “underground blow-out” (semburan liar bawah permukaan), maka mengkaitkannya sebagai pemicu munculnya gunung lumpur tersebut adalah sangat logis. read more…